Selasa, 15 Juli 2025

Semarak Sore Esmega

Karya :Gutamining Saida 
Sore tanggal 15 Juli 2025, langit menggantungkan awan tipis seolah hendak menyapa bumi yang tengah sibuk dengan semangat para generasi muda. Lapangan besar SMP Negeri 3 Cepu atau yang akrab disebut Esmega, tampak hidup dengan barisan rapi para peserta MPLS yang berdiri menurut kelas masing-masing.

Dua baris ke belakang, setiap kelas berjejer dengan tertib. Para peserta mengenakan seragam olahraga sekolah yang beragam warna. Ada yang memakai kaos berwarna kuning cerah, merah menyala, biru laut, hingga hijau daun. Warna-warni ini berpadu dengan training olahraga mereka masing-masing, menciptakan harmoni visual yang menyegarkan mata. Sore yang biasanya biasa saja, kini menjelma menjadi semarak penuh semangat.

Kegiatan sore hari ini adalah pelatihan LKBB (Latihan Keterampilan Baris Berbaris) dan pengenalan tata upacara. Meski matahari belum sepenuhnya redup, tidak tampak wajah lelah dari para siswa. Semangat mereka mengalahkan gerah, bahkan beberapa siswa dengan antusias terlihat tertawa kecil saat meluruskan barisan atau memperbaiki posisi berdiri.

Waka Kesiswaan, mengambil alih mikrofon dan mulai berbicara kepada para peserta MPLS. Suaranya jelas, terdengar hingga ke barisan paling belakang.

"Anak-anak hebat Esmega," ucapnya mengawali dengan senyum yang tulus, "besok pagi kita akan mengadakan upacara bendera.  Kami ingin petugasnya dari kalian sendiri dan berbeda dengan petugas tadi pagi."

Beberapa wajah langsung tampak saling pandang. Ada yang mengerutkan dahi, ada yang mengangguk - angguk, dan ada pula yang dengan cepat mengangkat alis, tanda mereka mulai tertarik.

Waka Kesiswaan melanjutkan, "Tidak perlu saya tunjuk, tidak perlu pakai undian. Cukup dengan kesadaran dan keberanian kalian. Siapa yang siap jadi petugas upacara? Pemimpin? Pengibar bendera? Pembaca UUD? Doa? Dan regu koor?"

Sesaat suasana hening. Lalu perlahan satu tangan terangkat dari barisan kelas 7B, disusul satu lagi dari 7D. Tepuk tangan pun spontan terdengar. Waka Kesiswaan menimpali, "Nah, ini dia semangat yang kita tunggu!"

Dua kelas itu dengan percaya diri menyatakan siap menjadi regu koor. Tak lama kemudian, dari berbagai kelas, tangan-tangan mulai terangkat. Seorang siswa dari kelas 7 mengacungkan tangan untuk menjadi pemimpin upacara, siswi dari 7 menyatakan siap menjadi pembaca UUD, dan dari barisan 7E, dua siswa bersahabat mengajukan diri menjadi pengibar bendera.

Proses itu berlangsung cepat, seolah semua sudah siap dari rumah untuk menerima tantangan. Tidak ada wajah takut, tidak ada keluh kesah. Yang ada hanyalah tekad dan rasa percaya diri yang mulai tumbuh. Dalam waktu kurang dari lima belas menit, seluruh petugas sudah lengkap. Siswa yang tunjuk jari langsung disuruh keluar dari barisan.  Panitia dan para anggota OSIS yang sejak awal mendampingi, langsung mengarahkan mereka ke sisi lapangan untuk mulai latihan.

Pelatihan dimulai dengan pengenalan formasi baris, langkah tegap, dan aba-aba standar upacara. OSIS yang bertugas melatih tampak sabar dan telaten membimbing adik-adik kelas mereka. Sesekali terdengar suara tegas penuh semangat dari seorang pelatih OSIS perempuan, "Langkah Satu... dua... tegap!" Siswa-siswa mengikuti dengan antusias, walau terkadang gerakan belum seragam, namun tidak mengurangi semangat mereka.

Di sisi lain lapangan, regu koor sedang berlatih menyanyikan lagu kebangsaan dan hymne sekolah SMPN 3 Cepu . Suara mereka terdengar nyaring dan kompak, walaupun masih perlu diselaraskan nada dan tempo. Ada satu siswa yang suaranya nyaring sekali hingga beberapa teman tertawa kecil, tetapi pelatih OSIS justru memujinya dan memberikan motivasi. “Bagus! Tapi jangan terlalu cepat ya. Kita latih bareng supaya semua enak didengar.” Latihan menyanyi dibawah pengawasan Miss Lian. 

Suasana latihan begitu hidup. Satu sisi menunjukkan ketertiban, sisi lain menunjukkan keharmonisan. Warna-warni baju olahraga yang dikenakan para siswa menjadi simbol dari keberagaman, semangat, dan kebersamaan. Ada yang tampak berkeringat, ada yang melepas topi semuanya tetap bertahan sampai latihan selesai.

Sebagai guru sekaligus wali kelas yang menyaksikan langsung dari sisi lapangan, saya hanya bisa bersyukur dan bangga. Siswa-siswa ini luar biasa. Di hari-hari awal mereka bergabung di sekolah baru, mereka sudah menunjukkan keberanian, antusiasme, dan rasa tanggung jawab. Mereka tak hanya hadir sebagai peserta, tapi sudah belajar mengambil peran, menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Mereka pulang dengan membawa rasa percaya diri yang lebih tinggi. Kami, para guru, pulang dengan hati yang penuh harap bahwa generasi hebat ini akan tumbudan berkembang menjadi pribadi yang tangguh, kreatif, dan berkarakter, sebagaimana visi besar Esmega.
Cepu, 15 Juli 2025 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar