Karya :, Gutamining Saida
Langit cerah mengiringi langkah saya yang telah mantap. Satu langkah kaki saya ayunkan menuju Kedungtuban, bukan sekadar perjalanan biasa, tetapi sebuah perjalanan hati yang sarat makna dan harapan. Ada beberapa tujuan penting dan utama yang menjadi dasar langkah ini pertama, bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah. kedua, belajar bersama rekan guru dalam kegiatan komunitas belajar (kombel) dan ketiga, menyambung silaturrahmi yang selama ini menjadi ruh kehidupan.
Segalanya saya mulai dengan doa. Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wata'alla, saya ucapkan Basmalah dalam hati dan lisan. Rangkaian doa-doa saya panjatkan sepanjang perjalanan, memohon agar langkah ini diberi kelancaran, keselamatan, dan keberkahan. Dalam keheningan kendaraan yang saya tumpangi, pikiran saya penuh harapan. Semoga setiap tujuan yang saya tetapkan tercapai sesuai rencana.
Setibanya di Kedungtuban, udara segar dan suasana yang akrab langsung menyambut. Inilah tanah yang telah menjadi bagian dari perjalanan profesional saya sebagai pendidik. Di sinilah saya tumbuh dan berkembang, mengenal banyak karakter siswa, rekan guru, dan berbagai dinamika sekolah. Rasa syukur langsung mengalir deras. Langkah pertama telah berhasil saya capai. Alhamdulillah, syukur kepada Allah atas segala kemudahan ini.
Setelah menyapa beberapa rekan, saya langsung menuju ruang kepala sekolah. Bapak kepala sekolah menyambut dengan hangat. Obrolan ringan momen ini bagi saya sangat penting,.
Setelah itu, saya melanjutkan agenda utama kedua, yaitu mengikuti kombel (komunitas belajar) yang pada hari itu diselenggarakan dengan tema “Puisi Dengan dua Metode Inspiratif.” Sebagai seorang guru, saya selalu merasa bahwa proses belajar tidak hanya untuk siswa, tetapi juga bagi saya sendiri. Di sinilah pentingnya kegiatan seperti kombel, tempat kita saling berbagi praktik baik, berdiskusi, dan menemukan inspirasi baru.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh panitia, kemudian dilanjutkan dengan sesi materi. Salah satu guru sebagai narasumber memaparkan materi. Saya menyimak dengan antusias. Rasanya seperti menemukan energi baru dalam dunia puisi.
Setelah sesi pemaparan materi, tibalah saatnya praktik. Setiap peserta diminta untuk membuat puisi berdasarkan pemahaman yang telah diperoleh. Saya tergugah untuk membuat sebuah puisi ditulis di kertas. Tulisan puisi yang sudah jadi diminta untuk dibaca. Yang maju membacakan puisi bu Endri, bu Mulyani, Pak Angga, bu Anggi dan saya.
Setelah sesi praktik selesai, kami menikmati kebersamaan. Di sinilah tujuan ketiga saya terasa nyata yaitu menyambung silaturrahmi. Duduk bersama dalam satu ruangan berbincang santai, membuat kami merasa seperti keluarga. Tak ada jarak antara satu guru dengan yang lain. Semua membaur dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan.
Perjalanan pulang saya isi dengan perenungan. Hari ini benar-benar bermakna. Saya telah bertemu dengan kepala sekolah, mengikuti kegiatan belajar yang bermanfaat, dan menyambung tali silaturrahmi yang mungkin sempat renggang karena kesibukan masing-masing. Semua itu membuat saya lebih bermanfaat sebagai seorang guru.
Cepu, 8 Mei 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar