Karya : Gutamining Saida
Acara halal bihalal bukan hanya sekadar ajang untuk saling memaafkan, tetapi juga merupakan momentum berharga untuk mendapatkan siraman rohani dan memperkuat tekad dalam memperbaiki diri. Dalam tauziah yang disampaikan oleh ustadz Efendi Ibrahim saat acara halal bihalal di SMPN 3 Cepu, ada tiga poin penting yang sangat menyentuh hati dan layak untuk direnungkan serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga hal tersebut adalah memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kita atau orang yang pelit pada kita, menyambung tali silaturahmi kepada orang yang memutus, dan memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita. Meskipun sederhana, pesan ini memiliki makna yang dalam dan menjadi pijakan untuk menuju pribadi yang lebih baik.
Pertama, memberi kepada orang yang pelit terhadap kita dan tidak mengharapkan balasan dari manusia. Namun hanya berharap balasan dari Allah Subhanahu Wata'ala.
Memberi merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun, memberi kepada orang yang pelit bisa jadi terasa berat. Mengapa? Karena secara naluriah, manusia cenderung ingin berbuat baik kepada mereka yang juga baik padanya. Tapi ajaran Islam mengajarkan kita untuk melampaui logika duniawi itu. Memberi kepada orang pelit justru bisa menjadi ujian keikhlasan. Kita diajarkan untuk berharap hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala , bukan kepada manusia. Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa apa pun yang kita infakkan di jalan Allah Subhanahu Wata'ala tidak akan pernah sia-sia. Meskipun orang yang kita beri tidak tahu berterima kasih, bahkan cenderung pelit dan tidak mau membalas kebaikan, kita tidak perlu kecewa. Sebab pahala kita tetap tercatat di sisi Allah Subhanahu Wata'ala . Semakin ikhlas seseorang dalam memberi, semakin tinggi pula derajatnya di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala .
Kedua, menyambung tali silaturahmi.
Silaturahmi adalah pintu keberkahan. Dalam hadits disebutkan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Namun dalam praktiknya, menjaga silaturahmi tidak selalu mudah. Kadang ada perasaan gengsi, sakit hati, atau bahkan perselisihan lama yang membuat hubungan renggang. Tapi tauziah tadi mengingatkan bahwa menyambung silaturahmi bukanlah sekadar pilihan, melainkan kewajiban bagi seorang muslim. Terlebih bagi kita yang hidup dalam lingkungan kerja dan pendidikan seperti di SMPN 3 Cepu, menjaga hubungan baik antar sesama guru, siswa, dan warga sekolah adalah fondasi terciptanya suasana yang harmonis dan penuh keberkahan. Jangan menunggu orang lain memulai, jadilah yang pertama mengulurkan tangan. Insya Allah, keberkahan akan mengikuti setiap langkah silaturahmi yang kita lakukan.
Ketiga, memaafkan orang yang berbuat salah kepada kita.
Memaafkan adalah salah satu akhlak mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Memaafkan bukan berarti lemah, tetapi justru menunjukkan kekuatan hati dan kelapangan jiwa. Allah Subhanahu Wata'ala pun Maha Pemaaf, dan Dia mencintai orang-orang yang memaafkan. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita tidak lepas dari kesalahan, baik sebagai pelaku maupun sebagai korban. Bisa jadi ada teman kerja yang pernah menyakiti, siswa yang berbuat tidak sopan, atau sesama warga sekolah yang pernah menyebarkan kabar tak sedap. Semua itu menggores hati. Namun jika kita mampu memaafkan dengan ikhlas, hati kita menjadi lebih ringan, damai, dan tenang. Kita pun akan terhindar dari dendam yang merusak ketenangan batin.
Ketiga nilai yang disampaikan dalam tauziah tersebut memiliki benang merah yang kuat yaitu semua mengarah pada pembentukan pribadi yang luhur dan berakhlak mulia . Di tengah dinamika kehidupan di sekolah, baik sebagai pendidik maupun bagian dari komunitas, kita dihadapkan pada berbagai situasi yang menuntut kesabaran, ketulusan, dan kebesaran hati. Jika kita mampu menerapkan ketiga prinsip tersebut, maka bukan hanya diri kita yang berubah menjadi lebih baik, tapi juga lingkungan sekitar akan ikut terpengaruh secara positif.
Sebagai bagian dari keluarga besar SMPN 3 Cepu, sudah seharusnya kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang islami, penuh kasih sayang, dan saling menghargai. Budaya memberi, menjaga silaturahmi, dan saling memaafkan harus terus ditanamkan, baik melalui teladan para guru, pembiasaan dalam kegiatan sekolah, maupun dalam interaksi sehari-hari. Keteladanan ini akan berdampak besar bagi para siswa yang sedang berada dalam proses pembentukan karakter.
Mari jadikan momen halal bihalal ini sebagai awal baru dalam hidup kita. Awal untuk memperbaiki niat, memperhalus akhlak, dan memperkuat tali persaudaraan. Semoga dengan berbekal ilmu yang telah disampaikan ustadz Efendi Ibrahim , kita dapat menjadi pribadi yang lebih bijak, sabar, dan ikhlas. Semoga SMPN 3 Cepu semakin dikenal sebagai sekolah yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga dalam akhlak dan keislaman.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Cepu, 9 April 2025
Lanjutkan👍
BalasHapusTerimakasih suportnya bu Isna
BalasHapus