Karya : Gutamining Saida
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Anak-anakku yang Ibu banggakan,
Kemarin kita semua telah mengikuti upacara bendera yang bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, tanggal 21 April. Dalam upacara itu, kalian telah mendengarkan pembacaan sejarah singkat perjuangan Raden Ajeng Kartini dan sambutan dari Bapak Kepala Sekolah yang menekankan pentingnya peran generasi muda, khususnya perempuan, dalam dunia pendidikan dan kemajuan bangsa. Hari ini, kita akan melakukan refleksi bersama, untuk membuka kembali lembaran-lembaran penting yang sudah kita pelajari, dan mencoba meresapi maknanya lebih dalam.
Raden Ajeng Kartini adalah seorang perempuan luar biasa yang lahir pada tahun 1879 di Jepara, Jawa Tengah. Di tengah keterbatasan dan tradisi yang mengikat perempuan untuk tidak mengenyam pendidikan tinggi, Kartini memiliki pikiran yang jauh melampaui zamannya. Ia haus akan ilmu, gemar membaca, dan menulis surat-surat yang kemudian menjadi cermin dari pemikiran kritis dan harapannya terhadap masa depan perempuan Indonesia.
Kartini tidak hanya memperjuangkan hak perempuan untuk memperoleh pendidikan, tetapi juga menunjukkan bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, dan bangsa. Surat-suratnya yang dikumpulkan dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang adalah warisan pemikiran yang menyala hingga kini.
Mari merenungkan beberapa hal:
Pertama, apakah kita sudah memanfaatkan kesempatan belajar dengan sebaik-baiknya? Kartini memperjuangkan pendidikan saat banyak perempuan tidak bisa mengaksesnya. Tapi saat ini, ketika pendidikan terbuka luas, apakah kita sudah bersungguh-sungguh dalam belajar? Jangan-jangan kita lupa, bahwa bisa duduk di kelas ini adalah bentuk perjuangan yang telah dimenangkan oleh mereka yang terdahulu. Maka tugas kita sekarang adalah menghargai perjuangan itu dengan belajar sepenuh hati.
Kedua, apakah kita sudah menghargai satu sama lain, tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang, atau kemampuan? Kartini percaya bahwa perempuan memiliki potensi dan martabat yang sama dengan laki-laki. Dalam kelas ini, dalam kehidupan sehari-hari, mari kita biasakan untuk saling menghormati, bekerja sama, dan tidak membedakan siapa pun. Semangat Kartini adalah semangat kesetaraan.
Ketiga, apakah kita sudah menyuarakan pendapat dengan cara yang bijak dan berani? Kartini menulis karena ia ingin suaranya didengar. Ia tidak takut dianggap berbeda, karena ia yakin pada kebenaran yang ia perjuangkan. Kalian pun harus belajar untuk menyampaikan ide, gagasan, dan bahkan kritik dengan sopan, dengan argumentasi, dan dengan niat untuk membangun. Jangan diam jika melihat ketidakadilan, jangan pasrah jika punya potensi, dan jangan ragu untuk bermimpi besar.
Hari ini, mari kita lanjutkan perjuangan itu. Tapi bukan dengan senjata, bukan dengan kekuasaan, melainkan dengan semangat belajar, semangat berkarya, dan semangat berbagi kebaikan. Kalian bisa menjadi Kartini masa kini, dalam bentuk dan jalan yang kalian pilih sendiri yaitu sebagai pelajar yang gigih, sebagai sahabat yang setia, sebagai pemimpin yang jujur, sebagai anak yang membanggakan orang tua.
Setiap dari kalian memiliki potensi untuk menjadi terang di tengah kegelapan. Sama seperti Kartini yang menyalakan cahaya harapan dari rumahnya di Jepara, kalian pun bisa menyalakan cahaya dari ruang kelas ini, dari sekolah ini, untuk Indonesia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar