Karya :Gutamining Saida
Zaman sudah berubah. Dulu, kopi adalah minuman khas orang tua, terutama para bapak yang menikmati waktu senggang mereka di sore atau malam hari sambil menyeruput secangkir kopi hitam. Aroma kopi selalu identik dengan percakapan serius, obrolan santai di teras rumah, atau pertemuan-pertemuan orang dewasa. Tapi sekarang, pemandangan itu telah bergeser. Di minimarket, warung, hingga kafe, terlihat anak-anak muda bahkan anak-anak sekolah dasar sudah terbiasa membeli kopi dalam bentuk sachet maupun minuman kemasan kekinian. Tak hanya laki-laki, banyak perempuan remaja yang juga menikmati kopi dengan berbagai rasa yaitu kopi susu, kopi gula aren, sampai kopi krim manis yang menjadi tren di media sosial.
Fenomena ini menjadi perhatian saya sebagai guru IPS. Sebuah ide terlintas ketika saya melihat beberapa siswa suka minum kopi. Ada rasa penasaran di dalam hati saya yaitu mengapa tidak memanfaatkan kebiasaan ini sebagai alat untuk mendekatkan siswa dengan pelajaran yang selama ini mereka anggap tidak menarik?
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Banyak siswa yang merasa bahwa pelajaran ini hanya berisi hafalan dan teori. Padahal, IPS sangat dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dari interaksi sosial, aktivitas ekonomi, hingga nilai-nilai budaya, semua tercermin dalam kehidupan mereka. Sayangnya, persepsi itu belum tertanam dengan baik di benak mereka.
Saya pun mulai merancang sebuah metode pembelajaran yang berbeda. Saya kumpulkan beberapa sachet kopi mulai dari kopi gula aren, kopi hitam, kopi susu, hingga minuman sereal seperti Energen. Tidak perlu banyak, cukup untuk satu kelas yang berisi sekitar 32 siswa dan saya lebihkan 5 sehingga berjumlah 37 buah.
Saat pelajaran IPS di kelas 7C saya menyampaikan materi seperti biasa. Hari itu topiknya adalah Keberagaman sosial budaya. Saya sengaja menyampaikan materi dalam waktu yang singkat agar masih ada waktu untuk kegiatan utama. Setelah selesai, saya berkata pada siswa dengan kalimat santai, “Anak-anak, hari ini kita ngopi bareng, ya!”
Seisi kelas langsung terdiam. Mereka menatap saya, lalu saling berpandangan satu sama lain. Beberapa tampak bingung, bahkan ada yang melongo. Mungkin mereka mengira saya sedang bercanda. Tapi saya melanjutkan dengan mengambil kantong plastik berisi sachet-sachet kopi yang sudah saya siapkan dari rumah. Saya letakkan semua sachet itu di atas meja guru.
“Kalian boleh ambil satu sachet. Tapi di balik sachet itu ada soal IPS. Tugas kalian adalah menjawab soal tersebut di buku masing-masing. Kalau sudah selesai, boleh ambil lagi satu sachet yang lain. Kita belajar sambil menikmati minuman favorit kalian.”
Wajah mereka perlahan berubah. Ekspresi heran berganti dengan antusiasme. Satu per satu siswa maju mengambil sachet. Ada yang memilih GoodDay karena rasanya manis, ada yang penasaran dengan kopi hitam, ada juga yang memilih Energen karena belum terbiasa dengan kopi. Setelah kembali ke tempat duduk, mereka membalik sachet dan menemukan soal di bagian belakang yang sudah saya tempelkan sebelumnya.
Soalnya tidak sulit, tapi menantang. Semuanya berhubungan dengan materi yang baru saja saya sampaikan. Misalnya: “Berikan 3 contoh budaya material!"
atau “Apa pengertian Keberagaman sosial budaya?”
Siswa yang biasanya pasif, kali ini tampak aktif. Mereka membaca dengan seksama, berpikir, lalu menulis jawabannya dengan serius. Setelah selesai, mereka kembali maju, mengambil sachet lain, dan mengulang proses yang sama. Kelas berubah menjadi ruang belajar yang hidup. Aroma kopi menyebar di ruangan, menciptakan suasana yang santai, hangat, dan menyenangkan.
Saya berjalan berkeliling, memantau pekerjaan mereka, dan tak lupa memberikan pujian bagi yang sudah selesai dengan jawaban yang tepat. “Bagus, Jawabanmu lengkap,” kata saya pada salah satu siswa. Rendi tersenyum malu-malu, tetapi saya bisa lihat rasa bangga terpancar dari wajahnya.
Kegiatan itu berlangsung selama satu jam pelajaran. Tidak hanya belajar IPS, mereka juga belajar untuk tertib, disiplin, dan saling menghargai saat bergiliran mengambil sachet. Bahkan beberapa siswa yang biasanya sulit fokus di kelas, kali ini terlihat benar-benar menikmati proses belajar.
Saat bel berbunyi tanda pelajaran selesai, beberapa siswa berkata, “Bu, besok ngopi lagi, ya?”
Saya tersenyum sambil membereskan meja. “Bisa saja. Tapi jangan lupa, ngopi kita hari ini bukan sekadar minum kopi, tapi juga minum ilmu.”
Hari itu saya belajar satu hal penting yaitu bahwa setiap perubahan zaman membawa peluang baru bagi pendidik untuk menyesuaikan metode mengajar. Dengan memahami kebiasaan dan minat siswa, guru bisa menghadirkan pembelajaran yang relevan dan menyenangkan.
Usaha memang tidak pernah mengkhianati hasil. Dari sebuah ide sederhana, saya berhasil menarik minat siswa saya terhadap pelajaran IPS. Kini, mereka tidak lagi menganggap IPS sebagai pelajaran yang membosankan. Mereka menanti pelajaran ini dengan semangat, bahkan bertanya apakah minggu depan akan ada “ngopi bareng” lagi. Dan saya pun tahu, selama semangat belajar mereka terus tumbuh, saya akan selalu punya alasan untuk terus berinovasi.
Cepu, 30 April 2025
seru Buu kaloo pelajaran ips yangg ngajar bu saidaa bisaa main smbil belajar asikk bngett pokoknyaa the best 😀
BalasHapusIde belajar yang sangat bagus dan memotivasi murid sehingga tertarik dengan materi IPS 👍
BalasHapuspokoknyaa kalau belajar ips dengan bu saida itu pasti menyenangkan sekalii, dan juga kalau belajar dengan bu saida pastinya kita akan diberikan ice breaking yang ga ngebosenin bgt. pokoknya cintaa bgt sama ips kali ini. walau kadang kadang suka bosen dikit ajaa. baru kali iini bgt sy suka dngn ips, THE BEST POKOKNYAAA
BalasHapusSeru banget kalo di pelajaran ips yang mmngajar bu saida,bisa main sambil belajar. Jadi belajar nya jadi seru bangettttt
BalasHapusKopi adalah minuman yang enak untuk sehari-hari
HapusTerima kasih buat anak-anak esmega. Semoga kalian tambah sukses
BalasHapusGokilll, pelajaran jadi menyenangkan dan tidak bikin bosan, belajar jadi lebih senang dan dan tentunya semua jadi suka, sangat patut untuk diapresiasi
BalasHapuswihh kerenn, jadii sukaa pelajaran ips karna guru nya kreatif dan menyenangkan dalam hal apapun, semangatt terus bu
BalasHapus