Senin, 07 April 2025

Kenangan di Mega Bintang



Karya: Gutamining Saida

Langit Cepu hari itu cerah seakan turut menyambut kebahagiaan yang akan segera berlangsung. Suasana Hotel Mega Bintang terasa hangat sejak saya menginjakkan kaki di sana. Saya datang menghadiri halal bihalal keluarga besar SMPN 1 Kedungtuban yaitu tempat yang dulu pernah menjadi bagian besar dari hidup dan perjalanan saya.

Meskipun saya sudah tidak lagi bertugas di SMPN 1 Kedungtuban karena mutasi, saya merasa sangat terhormat karena masih diberikan undangan dan kesempatan untuk hadir. Undangan ini bukan hanya bentuk formalitas, tapi merupakan simbol bahwa ikatan kebersamaan yang pernah terjalin tidak mudah luntur oleh waktu maupun jarak. Ini adalah rumah kedua, tempat saya tumbuh, belajar, dan banyak menerima kebaikan.

Ketika saya melangkah ke ruang pertemuan, mata saya langsung menangkap wajah-wajah yang sangat familiar. Teman-teman lama yang dulu selalu menjadi bagian dari keseharian saya. Ada yang masih sama seperti dulu, ada yang tampak lebih matang, namun senyum mereka tetap hangat, dan sambutannya tetap tulus. Rasanya seperti pulang ke pelukan masa lalu yang penuh kehangatan.

Saya menyempatkan diri untuk berbincang dengan satu per satu. Kami tertawa mengenang masa-masa sibuk menyusun perangkat pembelajaran, berjuang mengatur jadwal ujian, merancang acara sekolah, sampai hal-hal kecil seperti membagi camilan saat istirahat atau menertawakan kejadian lucu di kelas. Semua kenangan itu menyeruak begitu saja, hidup kembali di antara percakapan dan tawa kami.

Momen paling berkesan bagi saya dalam halal bihalal ini adalah saat sesi foto bersama. Di tengah keramaian, saya mengajak beberapa teman yang dulu begitu dekat, yang menjadi bagian penting dari perjalanan saya selama bertugas di Kedungtuban. Mereka adalah orang-orang yang penuh makna dalam hidup saya, bukan hanya sebagai rekan kerja, tapi juga sahabat, penolong, guru, sekaligus keluarga.

Kami berdiri berdampingan, tersenyum lebar ke arah kamera. Klik. Jepretan kamera seolah membekukan waktu dan menyimpan kenangan itu dalam bingkai yang tak akan lekang. Tapi di balik senyum itu, ada begitu banyak cerita. Saya teringat betapa mereka pernah mendampingi saya melewati masa-masa sulit yaitu saat saya bingung dalam penyesuaian, saat kepercayaan diri saya goyah, atau saat saya harus mengambil keputusan penting. Mereka ada, membantu, mendengar tanpa menghakimi, mengulurkan tangan tanpa diminta.

Tanpa mereka, saya bukanlah saya yang sekarang. Setiap pengalaman yang saya dapatkan selama di Kedungtuban, setiap tantangan dan pencapaian, semua tidak mungkin terwujud tanpa peran mereka. Di balik keberhasilan saya, ada banyak nama yang tak pernah lelah mendukung, menyemangati, bahkan mendoakan dalam diam.

Saya merasa sangat bersyukur telah dipertemukan dengan mereka. Di tempat itu, saya tidak hanya menemukan rekan kerja, tapi juga pembimbing kehidupan. Mereka mengajarkan saya untuk lebih sabar, untuk lebih terbuka, dan untuk lebih percaya pada kekuatan kerja sama. Dari mereka, saya belajar bahwa keberhasilan bukan hasil kerja individu semata, tetapi buah dari kebersamaan dan saling percaya.

Usai berfoto, saya menyampaikan terima kasih pada mereka, Meski saya tahu, tak semua bisa saya ungkapkan lewat kata. Beberapa dari mereka hanya tersenyum dan menjawab singkat, “Ah, kita kan sudah seperti keluarga.” Dan memang benar. Kami adalah keluarga yang disatukan oleh pengalaman dan rasa hormat satu sama lain.

Momen itu membuat saya sadar, betapa berharganya hubungan yang pernah terjalin. Bukan sekadar karena jabatan atau kewajiban, tapi karena ketulusan yang membentuk ikatan yang tidak mudah pudar. Saya merasa beruntung pernah berada di lingkungan yang penuh dengan orang baik, penuh dedikasi, dan mau berjalan bersama dalam suka maupun duka.

Acara terus berlanjut dengan tausiah, makan siang, dan hiburan. Namun hati saya sudah penuh sejak sesi foto tadi. Setiap detik yang saya habiskan bersama mereka terasa seperti hadiah dari Allah Subhanahu Wata’alla. Dan saya berdoa dalam hati, semoga kebaikan mereka akan dibalas dengan berlipat-lipat kebaikan, dan semoga silaturahmi ini tetap terjaga meski langkah kaki kita sudah menempuh arah yang berbeda.

Saya pulang dengan hati yang ringan dan senyum yang tak henti terlukis. Di ponsel saya, ada beberapa foto yang saya simpan baik-baik. Bukan sekadar gambar, tapi saksi bisu dari sebuah perjalanan hidup yang penuh makna. Suatu saat, ketika saya merasa lelah atau rindu, saya tahu saya hanya perlu membuka foto itu dan mengingat kembali bahwa saya pernah dikelilingi oleh orang-orang luar biasa yang membantu saya menjadi versi terbaik dari diri saya.

Terima kasih, sahabat-sahabatku. Terima kasih atas semua kenangan, pelajaran, dan kebersamaan yang tak ternilai. Kalian selalu ada di hati saya yaitu lebih dari sekadar rekan kerja, kalian adalah cahaya dalam perjalanan hidup saya.

Cepu, 7 April 2025

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar