Bulan Ramadan selalu membawa
suasana yang berbeda di sekolah. Suasana kebersamaan lebih terasa. Setiap siswa
terlihat lebih semangat menjalani hari-hari mereka meskipun sedang berpuasa.
Salah satu hal yang membuat ramadan tahun ini semakin spesial adalah adanya
program makan bergizi gratis dari pemerintah. Setiap siswa mendapatkan jatah
makanan sehat untuk berbuka puasa, berupa telur rebus, buah (pisang, jeruk),
energen saset, roti, kurma. Hari biasa nasi, sayur, lauk pauk dan buah. Telur
ayam rebus sebagai sumber protein.
Di antara siswa yang menerima
jatah makanan ini. Seorang anak bernama Nauril. Ia adalah anak yang kreatif dan
selalu punya ide-ide unik di kepalanya. Dia mudah merasa bosan jika hanya duduk
diam tanpa melakukan sesuatu yang menarik.
Setelah menerima jatah makanan
bergizi, Nauril duduk di kelas sambil memperhatikan telur ayam rebus yang ia
dapatkan. Alih-alih langsung menyimpannya untuk berbuka nanti, dia justru
mengambil pulpen dari dalam tasnya dan mulai menggambar di permukaan telur.
Saya yang kebetulan sedang
berkeliling kelas melihatnya. Saya penasaran
dengan apa yang ia lakukan.
"Apa yang sedang kamu
lakukan, Nauril?" tanya saya sambil mendekati mejanya.
"Saya menggambar, Bu,"
jawabnya singkat sambil tetap fokus pada telur di tangannya.
Saya melihat dengan kagum. Dia menggunakan
pulpen sederhana, ia berhasil membuat pola-pola unik di permukaan telur itu. Motif
wajah dilengkapi rambut
"Keren sekali! Dari mana
kamu dapat ide untuk menggambar di telur?" tanya saya lagi.
Nauril mengangkat bahu.
"Tadi saya lihat telur ini, polos banget. Jadi, kenapa tidak saya hias
saja? Lumayan buat mengisi waktu."
Saya tersenyum mendengar
jawabannya. Ramadan memang momen yang tepat untuk melakukan hal-hal yang
bermanfaat. Saya merasa senang melihat Nauril menggunakan kreativitasnya dengan
cara yang unik.
Proses menghias telur ini
ternyata sangat menyenangkan baginya. Ada yang menggambar Nauril, yang awalnya
hanya iseng, kini menemukan sesuatu yang benar-benar ia sukai. Ia bahkan mulai melukis
dengan hati.
Melihat perkembangan ini, saya
semakin yakin bahwa kreativitas siswa harus selalu didukung. Tidak semua
pembelajaran harus selalu berbentuk teori dan hafalan. Terkadang, memberi
mereka ruang untuk mengekspresikan diri bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Dari sebutir telur ayam rebus
yang awalnya hanya bagian dari jatah makan bergizi gratis, lahirlah karya seni
yang unik. Dan dari tangan seorang anak yang awalnya hanya ingin mengisi waktu
luang sebelum berbuka, muncul sebuah bakat yang mungkin akan berkembang lebih
besar di masa depan. Selamat berkarya.
Cepu, 16 Maret 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar