Rabu, 26 Februari 2025

Kreasi Zaskia dan Hamzah

Karya: Gutamining Saida

Saat Zaskia dan Hamzah berlibur di Cepu. Aku ingin mengajak mereka melakukan kegiatan yang menyenangkan. Sekaligus mengasah kreativitas mereka. Aku menyiapkan berbagai bahan untuk membuat karya seni sederhana. Sebuah karya penuh warna. Potongan-potongan sedotan es warna-warni dengan berbagai ukuran kucampur menjadi satu di atas lantai. Selain itu aku juga menyediakan kertas bergambar, lem dan dobel tip untuk membantu mereka menempelkan sedotan sesuai dengan imajinasi mereka.

Ketika semua bahan sudah siap, aku mengumpulkan mereka dan menjelaskan tantangan hari itu. Aku meminta mereka untuk menciptakan karya seni dengan cara menempelkan potongan-potongan sedotan ke atas kertas bergambar yang sudah kusediakan. Aku memberi mereka kebebasan penuh untuk berkreasi. Tidak ada aturan baku, mereka bisa menempelkan sedotan sesuka hati, membentuk pola atau mengikuti gambar di kertas sesuai imajinasi mereka.

Mereka terlihat antusias mendengar tantangan ini. Mata mereka berbinar-binar melihat warna-warni sedotan yang bertebaran di atas lantai. Tanpa banyak bertanya, mereka langsung mulai memilih potongan-potongan sedotan yang mereka sukai. Hamzah lebih cepat mengambil dan menempelkan sedotan ke kertasnya.

Sementara Zaskia tampak lebih teliti dalam memilih warna dan ukuran yang sesuai. Aku tersenyum melihat perbedaan cara mereka bekerja. Ini menunjukkan bahwa setiap anak memiliki cara berpikir dan berkreativitas yang unik.

Saat mereka sibuk dengan karya masing-masing, aku mengamati bagaimana mereka menggunakan bahan-bahan yang tersedia. Hamzah tampak spontan dan ekspresif, menempelkan sedotan dengan cepat tanpa terlalu memikirkan pola tertentu. Sebaliknya, Zaskia lebih hati-hati dan terstruktur dalam menyusun karyanya. Dia memilih warna yang senada dan mencoba membentuk pola yang indah.

Sesekali, mereka bertanya tentang cara terbaik menempelkan sedotan agar tidak mudah lepas. Aku memberi beberapa saran, tetapi tetap membiarkan mereka bereksperimen sendiri. Aku ingin mereka menemukan solusi sendiri, karena itulah bagian dari proses belajar yang menyenangkan. Aku senang melihat mereka begitu fokus dan menikmati setiap langkah dalam membuat karya mereka.

Tidak butuh waktu lama, mereka akhirnya menyelesaikan karya masing-masing. Hamzah dengan bangga menunjukkan hasil karyanya, meskipun pola yang ia buat tampak abstrak, tetapi tetap penuh warna dan menarik. Sementara itu, Zaskia tersenyum puas melihat hasil karyanya yang lebih rapi dan terstruktur. Aku memberi mereka apresiasi atas usaha dan kreativitas mereka. Aku tahu bahwa setiap karya memiliki keunikan tersendiri, mencerminkan kepribadian pembuatnya.

Setelah semua selesai aku ingin tahu bagaimana mereka memilih warna, bagaimana mereka menyusun potongan sedotan, dan apa yang mereka pikirkan saat membuat karya tersebut. Hamzah dengan semangat menceritakan bahwa ia hanya mengikuti gambar dan menempelkan sedotan yang menurutnya menarik. Sementara Zaskia menjelaskan bahwa ia mencoba membuat pola tertentu agar terlihat lebih indah.

Melihat kegembiraan mereka, aku merasa sangat bahagia. Aku menyadari bahwa kegiatan sederhana ini bukan hanya sekadar membuat karya seni, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk belajar dan bereksplorasi. Mereka belajar mengenal warna, bentuk, serta bagaimana menggabungkan elemen-elemen berbeda menjadi sebuah karya yang unik.

Setelah karya mereka selesai aku membantu mereka menempelkan hasilnya di dinding sebagai kenang-kenangan. Mereka terlihat bangga melihat karya mereka dipajang. Aku berharap pengalaman ini akan menjadi kenangan indah bagi mereka, sesuatu yang bisa mereka ingat saat kembali ke rumah.

Pengalaman bersama Zaskia dan Hamzah hari itu mengingatkanku bahwa kreativitas anak-anak tidak memiliki batas. Mereka hanya butuh sedikit dorongan dan kesempatan untuk mengekspresikan diri. Aku berharap di lain waktu, kami bisa kembali berkumpul dan melakukan kegiatan serupa, menciptakan momen berharga yang penuh warna dan kegembiraan.

Saat mereka bersiap pulang, Zaskia dan Hamzah masih sempat melihat kembali karya mereka yang sudah tertempel di dinding. Mereka tersenyum bangga dan aku pun merasa senang telah menghabiskan waktu yang berkualitas bersama mereka. Kegiatan kecil seperti ini mungkin tampak sederhana, tetapi aku yakin ini akan menjadi bagian dari kenangan indah mereka di Cepu.

Cepu, 26 Februari 2025

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar