Saat tanggal 10 November 2024, tepat
peringatan hari Pahlawan. Saya sedang dalam perjalanan pulang dari mengajar menuju
rumah. Saya singgah di SPBU Tambakromo untuk mengisi bensin. Ketika saya berhenti
dan mendekat ke antrian, suasana di SPBU tampak berbeda dari biasanya. Dari
kejauhan, mata saya tertuju pada beberapa petugas SPBU yang mengenakan seragam
yang tidak biasa. Hari itu, mereka tampak mengenakan pakaian nasional untuk
mengenang Hari Pahlawan yang istimewa ini.
Petugas laki-laki tampak rapi
dalam balutan baju adat lurik Jogja berwarna coklat dengan celana hitam. Baju
petugas yang jarang saya lihat di tempat umum seperti SPBU. Sementara itu,
petugas perempuan mengenakan kebaya dengan bawahan kain batik, yang semakin
menambah keanggunan mereka. Kombinasi kebaya yang lembut dan batik berwarna
gelap membuat mereka tampak anggun, memancarkan pesona tradisional Indonesia.
Pemandangan itu begitu
mengesankan. Sejenak saya tertegun dan tersenyum, merasa bangga dan terharu
melihat bagaimana mereka berpartisipasi untuk memperingati Hari Pahlawan.
Suasana ini mengingatkan saya pada peristiwa-peristiwa heroik yang terjadi pada
10 November 1945 di Surabaya, di mana para pahlawan kita berjuang melawan
penjajah dengan penuh semangat, berani, dan tanpa pamrih.
Saat petugas mengisi tangki sepeda
motor, saya memberanikan diri bertanya, “Apakah hari ini mengenakan pakaian ini
khusus untuk Hari Pahlawan?” Petugas tersebut tersenyum hangat dan menjawab,
“Iya, benar bu. Ini bentuk partisipasi kami untuk menghormati jasa para
pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita.”
Jawabannya sederhana namun penuh
makna. Dengan mengenakan pakaian nasional, mereka berusaha mengingatkan
masyarakat yang datang membeli bahan bakar bahwa hari ini adalah hari
bersejarah bagi bangsa Indonesia. Para petugas ini, dengan inisiatif sederhana
mereka, telah memberikan sebuah penghormatan kepada para pejuang bangsa dan
menumbuhkan kembali semangat nasionalisme kepada siapa pun yang melihatnya.
Hari Pahlawan bukan sekadar hari
libur biasa. Ini adalah momen bagi kita untuk mengingat jasa para pahlawan yang
telah mengorbankan nyawa mereka demi kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia. Apa
yang dilakukan oleh para petugas SPBU ini menunjukkan bahwa semangat
kepahlawanan bisa diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk dengan mengenakan
pakaian nasional yang menampilkan kekayaan budaya bangsa kita.
Ketika bensin sudah penuh, saya
pun mengucapkan terima kasih kepada petugas yang melayani. Hari ini
mengingatkan kita untuk terus bersatu dan menjaga persatuan bangsa. Tanpa
persatuan, kita tidak akan merdeka seperti sekarang. Bagi saya, momen singkat
ini telah mengingatkan kembali semangat nasionalisme, mengingatkan betapa
berharga persatuan dan kemerdekaan yang kita miliki. Perjuangan para pahlawan
dulu bukanlah perjuangan yang ringan. Mereka melawan penjajah, menghadapi
kesulitan dan bahkan kehilangan nyawa demi masa depan yang lebih baik bagi
generasi penerusnya.
Meninggalkan SPBU, saya merasa
bangga sebagai warga negara Indonesia. Pemandangan sederhana di SPBU itu seakan
menjadi pengingat bagi siapa pun yang mampir ke SPBU. Semangat nasionalisme dan
cinta tanah air tidak boleh pudar. Sebaliknya, kita perlu menumbuhkannya
kembali, dari hal-hal kecil yang bisa kita lakukan sehari-hari, seperti yang
dilakukan oleh para petugas SPBU ini. Dengan begitu, kita tidak hanya menghormati
para pahlawan kita, tetapi juga melanjutkan warisan perjuangan mereka dalam
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Semoga bermanfaat.
Kedungtuban, 18 November 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar