Jumat, 24 Maret 2023

KAIDAH PANTUN


Hari/Tanggal      : Senin, 6 Pebruari 2023

Angkatan           : 28

Tema                  : Kaidah Pantun

Narasumber       : Miftahul Hadi, S. Pd

Moderator          : Dail Ma’ruf, M.Pd

Malam ini tepat pukul 19.00 WIB, moderator kita bapak Dail Ma’ruf, M.Pd sementara mengunci grup agar supaya materi tidak tertindih. Dua jam ke depan akan dibersamai oleh Mas Miftahul Hadi, S. Pd sapaan beliau dan merupakan alumni 17. Bertugas di SD N Raji 1 Demak. Alamat blog: https://masmifgurukampung.blogspot.com/

Selanjutnya bapak Dail Ma’ruf, M.Pd yang kadang dipanggil Damar memulai KBMN malam ini. Pertemuan sudah terlaksana separuh materi, namun saya banyak tertinggal jauh belum juga menyelesaikan tugas resume. Tak apalah, walaupun begitu malam ini ini saya mulai mengikuti dan bersemangat mencoba memulai membuat tugas resume.Menurut bapak moderator dari peserta yang berjumlah 950-an yang rutin membuat resume masih di atas 200 orang. Wiiih mantap!  Tak lupa sang moderator mendoakan yang rajin membuat resume lulus tepat waktu saat closing ceremony.

Acara diawali dengan doa bersama yang muslim membaca Al Fatihah, bagi agama lain menyesuaikan.Selanjutnya mempersilakan narasumber. Narasumber mengawali dengan pantun :

Bunga sekuntum tumbuh di taman

Daun salam elok mahkota

Assalamu alaikum saya ucapkan

Sebagai salam pembuka kata.


Sang moderator membalas pantun

Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas Hadi kawan

Semoga semuanya berkenan.


Narasumber menjawab pertanyaan moderator dengan pantun

Kalau tuan ke pulau Mempar

Batu terbelah di gunung Daik

Alhamdulillah kabar baik

Pantun adalah biasanya identik dengan suku bangsa melayu, di Tapanuli pantun dikenal dengan Istilah ende-ende (Suseno, 2006).

Molo mandurung ho dipabu

Tampul si mardulang-dulang

Molo malungan ho diahu

Tatap siru mondang bulan


Artinya: Jika tuan mencari paku

Petiklah daun sidulang-dulang

Jika tuan rindukan daku

Pandanglah sang bulan purnama

 

Di Sunda pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)

Contoh :           Sing getol nginum jajamu

Ambeh jadi kuat urat

Singgetol neangan ilmu

Gunana dunya akhirat

Artinya :

Rajinlah minum jamu

Agar kuat urat

Rajinlah tuntut ilmu

Bagi dunia akhirat


Di Jawa pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

Kabeh-kabeh gelung konde

Kang Endi kang gelung Jawa

Kabeh-kabeh ana kang duwe

Kang Endi kang durung ana

Artinya :          Semua bergelung konde

Manakah si gelung Jawa

Semua sudah ada yang punya

Siapakah yang belum punya

Pantun diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda pada sesi ke 15 Intergovernmental Committe for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di kantorPusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).

Pada hakekatnya, sebagian besar kesusasteraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan g nre campuran yang komplek seperti “randai” dari Minangkabau wilayah Sumatera Barat yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

 Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun.

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja,2020) berasal dari kata “PAN” yang merujuk pada sifat sopan. Kata “TUN” yang merujuk pada sifat santun. Kata “TUN” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019).

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartkan sebagai Panutan oleh masyarakat Riau disebut dengan “TANJUK AJAR” yang berkaitan dengan etika(Mu’jizah, 2019)

 

Kegunaan pantun banyak sekali diantaranya adalah

1.       komunnikasi sehari-hari pada zaman dahulu,
 mengawali sambutan pidato,  lirik lagu,   perkenalan,

5.       dakwah bisa disisipi pantun.

Ciri-ciri pantun adalah

1.       Satu bait terdiri empat baris

2.       Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata

3.       Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

4.       Bersajak a-b-a-b

5.       Baris pertama dan kedua disebut sampiran (pembayang)

6.       Baris ketiga dan keempat disebut isi (maksud)

Demi    Pertemuan malam ini, salam literasi

 

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar