Minggu, 20 April 2025

Karpet Merah




Karya: Gutamining Saida

Hari ini, SMPN 3 Cepu begitu ramai. Sejak pagi, semangat terasa berbeda. Udara terasa hangat bukan hanya karena sinar matahari, tetapi karena semangat Hari Kartini yang meletup-letup dari setiap sudut sekolah. Tanggal 21 April menjadi momentum yang selalu dinanti, bukan hanya untuk mengenang sosok pahlawan emansipasi, tetapi juga untuk merayakan budaya, keindahan, dan kebersamaan.

Pagi itu diawali dengan upacara bendera di lapangan. Semua siswa hadir dengan pakaian rapi, dan sebagian besar dari mereka bahkan sudah mengenakan kostum daerah, kebaya dan Samin bagi laki-laki sebagai bentuk penghormatan kepada Ibu Kartini. Barisan tertata rapi, guru-guru tampak  berdiri bagian depan siswa lapangan, sementara petugas upacara tampil penuh percaya diri.

Sebuah karpet merah panjang telah digelar dari ujung selatan lapangan menuju ke panggung utama. Bapak Kepala Sekolah berpasangan dengan istrinya menjadi orang pertama yang melangkah dengan gagah. Mengenakan beskap dan blangkon, beliau tersenyum sembari melambaikan tangan ke arah siswa-siswa yang bersorak sorai. Suasana seketika menjadi seperti pesta, seolah sekolah berubah menjadi ajang penghargaan bergengsi.

Setelah Kepala Sekolah, satu per satu bapak dan ibu guru berjalan menyusuri karpet merah. Ada yang melangkah dengan anggun, ada pula yang berlenggak-lenggok dengan gaya kocak yang mengundang tawa dari para siswa. Beberapa guru perempuan mengenakan kebaya warna warni yang anggun, sebagian lainnya tampil berani dengan warna cerah mencolok seperti merah menyala, krem, hitam bermotif bunga dan biru. Sementara itu, bapak-bapak guru tampil beragam yaitu ada yang memakai batik resmi, ada yang mengenakan baju adat khas daerah Jawa, bahkan ada yang tampil ala Samin dengan iket kepala.

Tepuk tangan dan komentar mengalir seperti gelombang. “Bu Guru kita cantik banget!” “Pak itu gayanya!” terdengar dari sudut-sudut barisan siswa. 

Setelah seluruh guru dan karyawan melewati karpet merah, suasana mulai tenang, namun hanya sejenak. Karena panitia mengumumkan, “Sebelum lomba fashion show dimulai, kita tampilkan dulu lima ibu guru hebat yang kemarin mewakili sekolah dalam lomba menyanyi.”

Sorak sorai kembali membahana. Kelima ibu guru pun ke lapangan dengan penuh percaya diri. Mereka mengenakan kebaya merah, marun, hijau, hitam dan motif bunga klasik dan jarik batik. Mikrofon pun dibagikan, dan alunan lagu mulai terdengar. Suara kelima ibu guru berpadu indah, menyanyikannya dengan penuh penghayatan.

Siswa-siswa terdiam sejenak, terpesona mendengar suara merdu dan harmoni yang apik. Tak sedikit yang ikut bernyanyi pelan dari bawah. Lagu selesai dengan tepuk tangan panjang yang meriah. 
Cepu, 21 April 2025 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar