Rabu, 19 Maret 2025

Sebuah Perjalanan Dengan Rasa Syukur

Karya: Gutamining Saida
Sebelum fajar menyingsing, ponselku bergetar pelan. Sebuah pesan dari Bu Rini muncul di layar.
"Berangkat jam berapa nanti?" tanyanya singkat.
Aku yang masih melihat beberapa chat masuk langsung membaca dan membalas, "Setengah tujuh ya."
Sejak kemarin, kami memang sudah berjanji akan berangkat bersama. Aku ingin perjalanan kami tenang, tidak terburu-buru, dan tiba di lokasi dengan pikiran yang segar. Dengan niat mencari ilmu, perjalanan ini terasa lebih bermakna. Dalam hati, aku melantunkan rasa syukur. Allah Subhanahu Wata'ala masih memberiku kesehatan, kesempatan, dan rezeki untuk belajar hari ini.
Udara pagi masih sejuk. Aku bersiap dengan pakaian yang rapi dan nyaman, memastikan semua perlengkapan sudah masuk ke dalam tas yaitu buku catatan, alat tulis, dan selembar undangan pelatihan. Setiap langkah pagi ini terasa begitu ringan, karena disertai dengan doa dan harapan agar ilmu yang kudapatkan nanti membawa manfaat.
"Semangat, Bu?" tanyaku.
"Pastilah! Kapan lagi bisa belajar bareng seperti ini," jawabnya penuh antusias.
Kami pun berangkat. Jalanan masih lengang. Matahari mulai menampakkan sinarnya, memberi kehangatan lembut di sepanjang perjalanan.
Aku kembali melantunkan rasa syukur dalam hati. Betapa nikmat Allah Subhanahu Wata'ala begitu banyak. Udara segar, perjalanan yang lancar, persahabatan yang baik, serta kesempatan untuk menuntut ilmu adalah karunia yang luar biasa. Kadang, dalam kesibukan, kita lupa untuk sekadar mengucap hamdalah atas hal-hal sederhana yang sering kita anggap biasa.
"Aku penasaran dengan narasumbernya, katanya beliau penulis produktif yang bukunya banyak diterbitkan," kata Bu Rini.
"Iya, aku juga ingin tahu trik menulisnya. Kadang ide banyak, tapi menuliskannya sulit," sahutku.
Obrolan kami terus mengalir, membuat perjalanan terasa singkat. Hingga akhirnya, dari kejauhan, gedung tempat pelatihan mulai terlihat. Beberapa peserta lain tampak sudah tiba lebih dulu.
Kami pun mencari tempat parkir dan bersiap memasuki ruangan. Dengan langkah penuh semangat, aku dan Bu Rini saling tersenyum. Hari ini akan menjadi hari yang penuh ilmu dan inspirasi. Aku kembali mengucap syukur dalam hati, atas nikmat Allah Subhanahu Wata'ala yang begitu luas.
Cepu, 20 Maret 2025 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar