Jumat, 12 Januari 2024

Pamit

 

Sehari sebelumnya, saya sudah mendapatkan chats dari salah satu guru di SMPN 1 Kedungtuban. Dia minta ijin waktu sebentar untuk berpamitan. Membaca kata pamit, apa yang terlintas di benak pembaca? Sedih, ataukah bahagia?

Pamit adalah kata permisi akan pergi. Pergi dapat beberapa saat, beberapa hari, bahkan bulan. Saat ini tidak demikian, dia salah satu guru akan pamit undur diri, minta berhenti dari tugas mengajar.  Dia diterima tes seleksi PPG di UNES Semarang. Banyak pertimbangan sebelum ikut tes. Akhirnya coba-coba ikut seleksi pertama lolos, seleksi selanjutnya diterima. Lolos seleksi itu buat dia yang terbaik saat ini.

Terus terang saya tak bisa menguraikan perasaan yang baru saja hadir. Saya baca kata demi kata. Kepala saya saat itu, terasa penuh, buntu tak bisa berpikir dengan baik. Bagaimana tidak? Di benak saya, siapa yang akan  menggantikan di kelas-kelas yang ditinggalkan. Sementara guru lain sudah penuh jamnya. Sampai-sampai saya tak bisa membedakan, memilah mana yang harus diutarakan.  Saya mengambil nafas panjang dan membuangnya dengan desahan yang terasa berat. Tak berapa lama, saya menjawab chats dengan kata singkat mengiyakan. Walau antara pikiran dengan tangan bertolak belakang.

Akhirnya pagi ini hari Jumat, saya berusaha menyakinkan kembali pada dia. “Jadi, saya umumkan hari ini bu?” tanyaku.

“Iya, klau bisa sebelum jam istirahat.” jawabnya.

Sayapun segera melangkah ke luar ruang guru untuk koordinasi dengan Kepala Sekolah. Akhirnya disepakati, pertemuan dilakukan pada jam istirahat.

Semua guru dan karyawan sudah kumpul, Kepala sekolah mulai memberikan sambutan, doa dan harapan. Sampai-sampai dari seksi kekeluargaan tak mampu memberikan sepatah dua patah kata. Diam seribu bahasa, suasana semakin hening. Bel tanda masuk kelas berbunyi, dan berakhirlah acara pamitan.

Nah, jelas sekali perasaan saya yang pertama sangat bahagia dan bangga ada teman yang lolos seleksi PPG. Itu artinya ada jalan menuju kesuksesan dan masa depan semakin jelas untuk menjadi PPPK. Sisi lain saya merasa sedih membayangkan kelas-kelas yang kosong dikemudian hari. Belum ada pengganti khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Informatika. Harapan saya, semoga segera ada pengganti yang mengajar. Tercipta suasana kelas aktif, kreatif bersama para guru yang profesional. SELAMAT DAN SUKSES SELALU BUAT BU RISKA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar