Sering kali, hal-hal sederhana di
sekitar kita tampak biasa saja. Bahkan mungkin dianggap tidak berarti. Bagi
saya, ada momen-momen tertentu yang membuat sesuatu yang sederhana menjadi
sangat istimewa dan penuh makna. Salah satunya adalah pengalaman saya dengan
sebuah pohon pepaya.
Semua bermula ketika saya mampir
ke rumah seorang teman kantor setelah jalan-jalan pagi. Beliau adalah guru
senior di SMPN 3 Cepu, sosok yang sangat berdedikasi dan memiliki banyak
pengalaman dalam dunia pendidikan. Saya cukup sering berbincang dengannya dan
setiap percakapan selalu memberikan wawasan serta inspirasi baru.
Kali ini ada sesuatu yang
berbeda. Ketika saya tiba di rumahnya, saya disambut dengan suasana asri. Meski
lahannya tidak terlalu luas, beliau berhasil mengelola pekarangannya dengan
sangat baik. Ada berbagai jenis tanaman tumbuh di sana. Mulai dari pepaya,
terong, cabai, kemangi, dan masih banyak lagi. Saya begitu kagum melihat
bagaimana lahan yang terbatas bisa dimanfaatkan untuk berkebun. Bukan hanya
sebagai hobi, tetapi juga sebagai bentuk kemandirian dalam memenuhi kebutuhan
dapur.
Kami pun mengobrol panjang
tentang kegiatan berkebun, manfaat menanam sendiri, hingga bagaimana cara
merawat tanaman agar tetap subur. Saya merasa sangat nyaman berbicara
dengannya, karena selain memiliki wawasan luas, beliau juga orang yang sangat
ramah dan tulus.
Ketika saya hendak pamit pulang,
tiba-tiba beliau mencabut pohon papaya. Beliau menyodorkan pohon papaya kepada
saya. Pohon pepaya kecil dan Beliau kemudian
mencari tas kresek kecil. Awalnya saya terkejut, karena tidak menyangka akan
mendapat buah tangan yang begitu unik. "Ini untuk njenengan, tanam di
rumah, semoga tumbuh subur dan berbuah lebat," katanya sambil tersenyum.
Saya terdiam sejenak. Rasa haru
dan bahagia bercampur menjadi satu. Bagi sebagian orang, mungkin pohon pepaya
ini hanyalah tanaman biasa. Bagi saya, ini adalah sebuah simbol kebaikan,
persahabatan, dan rezeki yang tidak terduga. Rezeki tak terduga adalah segala
bentuk pemberian yang datang tanpa direncanakan atau diharapkan sebelumnya.
Rezeki tidak selalu berupa uang atau benda. Setiap kebaikan yang datang pada
kita adalah rezeki dari Allah Subhanahu Wata’alla.
Tidak semua orang yang mampir ke
rumahnya akan diberi pohon pepaya. Itu berarti, pemberian ini bukan sekadar
hadiah, tetapi ada makna lebih dalam di baliknya. Mungkin ini adalah bentuk
kepercayaan dan rasa sayang dari seorang teman yang ingin berbagi sesuatu yang
bermanfaat. Jika sudah menjadi rezeki kita, maka ia tidak akan tertukar.
Saat perjalanan pulang dengan
berjalan kaki. Ada sedikit rasa canggung dan senang. Sepanjang perjalanan banyak
yang melihat dan menanyakan. Beberapa tetangga yang berpapasan sedikit melirik
kantong kresek saya. Ada yang langsung
bertanya dengan nada penasaran. “Bawa apa bu?”Dari mana?” Saya tersenyum dan
menjawab ringan. “ Pohon papaya, tadi diberi teman.” Di gang dua bebpapasan
dengan bapak-bapak spontan berkata, ”wah, bawa papaya bu?Nanti bila sudah
berbuah jangan lupa berbagi ya!” Sayaa tersenyum dan menjawab, “Insya Allah,
nanti datang ke rumah kalau sudah berbuah ya.”
Saya merasa beruntung bisa
mengalami kejadian ini. Setiap kali melihat pohon pepaya di halaman rumah saya,
saya selalu teringat akan kebaikan teman saya. Saya pun bertekad untuk
merawatnya dengan baik hingga tumbuh besar dan berbuah lebat.Kelak, ketika
pohon ini mulai menghasilkan buah, saya ingin membagikannya kepada orang lain.
Saya ingin meneruskan kebaikan yang sudah diberikan kepada saya, sebagaimana
teman saya melakukannya untuk saya.
Karena pada akhirnya, kebaikan
itu seperti sebuah tanaman yaitu jika dirawat dengan baik, ia akan tumbuh, berkembang,
dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Semoga menginspirasi
Cepu, 25 Maret 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar