Jumat, 20 Desember 2024

Guru Perlu Kreatif


Karya: Gutamining Saida

Pagi ini udara sejuk menyelimuti sekolah di pinggiran desa. Hari ini adalah hari pembagian rapor. Momen penting bagi siswa dan orang tua untuk mengetahui hasil belajar selama satu semester. Bu Lulu, seorang guru Prakarya yang dikenal kreatif dan penuh semangat Dia sudah mempersiapkan dirinya sejak pukul tujuh.  Kali ini tantangan berbeda dihadapinya. Raport siswa besar dan berat.

Sekolah tempat Bu Lulu mengajar memiliki letak bangunan yang terpencar. Ruang guru berada di sisi timur, sedangkan kelas tujuh yang menjadi tanggung jawabnya berada di sisi barat. Cukup jauh dengan ruang guru. Tidak hanya itu, rapor siswa kini lebih besar dan tebal. Raport tebal berat untuk dibawa. Jumlah siswa di kelasnya tiga puluh dua siswa. Tidak bisa dibawa sekaligus sekali.

“Bagaimana ini? Kalau bolak-balik membawa rapor sebanyak ini, pasti sangat melelahkan dan tidak efisien,” gumam Bu Lulu sambil memandangi tumpukan map rapor di meja ruang guru. Bu Lulu adalah sosok guru yang selalu memprioritaskan efisiensi dan kenyamanan dalam pekerjaannya. Ia tidak ingin kegiatan pembagian rapor terganggu hanya karena kendala teknis seperti ini. Setelah berpikir sejenak, ia mendapatkan ide yang menurutnya dapat mengatasi masalah tersebut.

Siswa diliburkan pada hari pembagian rapor. Jadwal pembagian diatur dalam tiga sesi yaitu kelas 7 dimulai pukul 08.00 WIB, diikuti kelas 8 pukul 09.00 WIB dan terakhir kelas 9 pukul 10.00 WIB. Hal ini juga memungkinkan orang tua bisa fokus datang sesuai jadwal tanpa tergesa-gesa.

“Kalau siswa diliburkan, orang tua bisa lebih tenang datang. Kita juga bisa fokus memberikan penjelasan tentang rapor tanpa harus mengawasi siswa yang mungkin akan bermain di luar kelas,” kata Bu Lulu meyakinkan.

Bu Lulu memikirkan cara membawa tumpukan rapor dari ruang guru ke kelas tujuh. Jika harus berjalan kaki membawa semuanya sekaligus, tentu akan sangat merepotkan. Bu Lulu kembali menggunakan kreativitasnya.

Ia memutuskan menggunakan sepeda motor untuk mengangkut rapor. Dengan hati-hati, ia mengangkut raport tersebut dengan motor. Sesi pertama, ia membawa rapor untuk kelas 7F. Dengan motor saja tiga kali Angkatan. “Alhamdulillah dengan cara ini, aku tidak terlalu kelelahan. Cukup menghemat tenaga meski harus bolak-balik,” ujarnya sambil tersenyum puas.

Bu Lulu kembali ke ruang guru sambil tersenyum. Ia merasa lega karena rencananya berjalan dengan baik. Hari itu mengajarkan banyak hal kepadanya, terutama pentingnya kreativitas dalam menghadapi tantangan. “Menjadi guru bukan hanya soal mengajar di kelas. Tapi juga bagaimana kita mampu berpikir kreatif dalam situasi apapun,” gumamnya sambil membereskan sisa-sisa dokumen yang masih tertinggal.

Bu Lulu pulang dengan perasaan lega. Ia yakin bahwa hari ini tidak hanya menjadi momen berharga bagi orang tua dan siswa, tetapi juga baginya sebagai seorang guru yang terus belajar dan berkembang. Kreativitas adalah kunci untuk menghadapi segala situasi.  Bu Lulu telah membuktikannya dengan caranya sendiri. Semoga manfaat.

Kedungtuban, 21 November 2024

 

 

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar