Minggu, 22 September 2024

Bersama Senior dan Yunior

Karya : Gutamining Saida

Pada hari Jum’at yang cerah, saya dan siswa-siswi SMPN 1 Kedungtuban mengikuti kegiatan jalan kaki sebagai agenda Jum’at sehat. Pelaksanaan jum’at sehat sebulan sekali.  Kadang senam bersama, kali ini jalan kaki ke wisata ke Wonoaji, sebuah destinasi yang tidak jauh dari sekolah.

Wonoaji dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan. Tempat ini menjadi pilihan karena udara segarnya, pepohonan yang rindang, dan suasananya yang menyenangkan. Wonoaji cocok untuk melepas penat setelah rutinitas sekolah yang padat. Jalan sehat ini bukan hanya untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran di luar kelas. Sebagai guru IPS, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menjaga alam dan lingkungan secara langsung.

Sesampainya di Wonoaji, suasana semakin meriah. Para siswa terlihat sangat antusias, berjalan-jalan menikmati pemandangan, berlarian di taman, dan tak henti-hentinya berfoto bersama teman-teman. Kami, para guru, juga ikut merasakan kegembiraan yang sama. Berkeliling di antara pohon-pohon besar dan menikmati sejuknya udara membuat kami semua merasa segar kembali.

Di sela-sela aktivitas siswa yang sibuk menikmati wahana dan pemandangan, saya bertemu dengan dua rekan guru IPS lainnya yang juga ikut dalam jalan kaki kali ini. Kami memiliki empat guru IPS di SMPN 1 Kedungtuban, tetapi sayangnya satu dari kami tidak bisa ditemukan di lokasi. Setelah berjalan-jalan cukup lama, kami akhirnya memutuskan untuk berfoto bersama, bertiga saja, agar ada kenangan dari momen indah ini.

Saya, sebagai guru IPS, sengaja mengabadikan momen ini dengan berfoto bersama rekan senior dan junior saya. Foto ini bukan hanya sekadar kenangan.  Namun juga sebagai pengingat bahwa dalam menjalani profesi sebagai guru, kebersamaan dengan rekan kerja sangat penting. Kami sering bekerja sama di sekolah, merancang kegiatan pembelajaran, mendiskusikan strategi mengajar, dan tentunya berbagi cerita tentang tantangan serta kesuksesan yang kami alami.

Kami berdiri di depan sebuah pemandangan indah di Wonoaji, latar belakangnya adalah perbukitan hijau yang tampak memanjakan mata. Saya berdiri di tengah, diapit oleh rekan senior di sebelah kanan dan rekan junior di sebelah kiri. Meski hanya bertiga, suasana terasa hangat dan penuh kebersamaan. Kami tersenyum ke arah kamera, mengabadikan momen yang mungkin tidak akan sering terjadi. Sebenarnya, kami berharap bisa berfoto berempat, lengkap dengan satu rekan guru IPS yang lainnya, namun karena tidak bertemu di lokasi, kami tetap melanjutkan rencana berfoto ini.

"Yah, mungkin lain kali kita bisa foto lengkap," ujar bu Yani salah satu rekan saya sambil tertawa kecil. "Betul, yang penting hari ini kita sudah ada kenangan bersama," balas saya, ikut tertawa.

Setelah berfoto, kami melanjutkan obrolan santai, berbincang tentang pengalaman mengajar dan tentunya tentang rencana-rencana ke depan untuk kegiatan pembelajaran. Rekan senior saya berbagi tips tentang bagaimana menghadapi siswa yang sering kali sulit diatur, sementara rekan junior saya dengan semangat berbicara tentang metode-metode baru yang ingin ia coba dalam mengajar.

Waktu pun berlalu dengan cepat. Tak terasa, hari semakin siang, dan kami harus bersiap-siap untuk kembali ke sekolah. Sebelum pulang, saya sempat melihat para siswa yang tampak puas setelah seharian berkeliling di Wonoaji. Banyak dari mereka yang sibuk menunjukkan foto-foto yang mereka ambil, saling berbagi cerita tentang wahana apa saja yang mereka coba, dan tentunya, mengungkapkan rasa senang mereka atas jalan-jalan hari itu.

Perjalanan ke Wonoaji bersama siswa-siswi SMPN 1 Kedungtuban hari itu memberikan banyak kenangan indah. Selain menjadi kesempatan untuk lebih dekat dengan siswa, saya juga merasa bersyukur bisa menghabiskan waktu bersama rekan-rekan guru, terutama sesama guru IPS. Meskipun kami tak selalu bisa berkumpul lengkap, momen seperti ini menjadi pengingat bahwa dalam perjalanan mengajar, persahabatan dan kerja sama adalah hal yang sangat berharga.

Kami pulang dengan hati yang ringan dan senyum di wajah, membawa kenangan dari Wonoaji yang akan terus diingat sepanjang waktu. Foto bertiga itu mungkin hanya satu dari banyak kenangan, tetapi bagi saya, itu adalah pengingat tentang kebersamaan dalam profesi yang mulia ini.

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar