Apa itu Situs Budaya Purwo Suci? Salah satu situs budaya
yang berada di Kedinding Kec. Kedungtuban merupakan makam seorang Adipati
Panolan. Sesudah Aryo Penangsang yang bernama Pangeran Adipati Noto Wijoyo
bersama Nyai Tumenggung.
Tempatnya di perbukitan jauh dari rumah penduduk. Untuk
mencapai lokasi kita harus mempersiapkan diri, kaki kita kuat untuk berjalan,
jalan setapak. Keadaan jalan menanjak berbatu, tanpa aspal. Menuju ke lokasi
situs tidak ada kendaraan. Ada motor yang bisa ke lokasi, itu pun sangat
berbahaya manakala sang pengendara tidak biasa lewat dan kurang paham medan.
Jum’at pagi tanggal 17 Maret 2023 di dukuh Kedinding ada
acara manganan (sedekah bumi). Hari Jum’at siang setelah salat Jum’at selesai
kami bersiap untuk naik ke perbukitan. Sehari sebelumnya, anak-anak yang
berasal dari Kedinding bercerita akan ada sedekah bumi. Saya pun tertarik ingin
melihat. Sayangnya sedekah itu pelaksanaan pagi hari. Setiap daerah tentu punya
cara yang berbeda.
Kami mulai berjalan kaki menuju puncak bukit. Nampak di
depan beberapa rombongan. Tentu dengan tujuan yang sama. Ingin ke puncak untuk
menikmati situs purwa suci. Kanan kiri jalan terlihat pemandangan yang bagus.
Kita bisa menikmati suasana hutan jati, bukit, lahan pertanian dan keindahan
alam. Berhubung jalan naik tajam, di usia yang tidak muda lagi, saya terasa
ngos-ngosan. Sesekali saya berhenti untuk mengatur hafas. Suasana terik
matahari berubah. Awan hitam mulai merapat. Kami pun harus segera turun. Bila hujan turun, kami masih turun jalan.
Bisa dibayangkan jalan licin, pasti kita kesulitan sampai di kaki bukit.
Harapan saya, pihak pemerintah desa peduli. Akses jalan
diperbaiki agar masyarakat sekitar dapat mengenal situs budaya. Sebagai
kekayaan budaya bangsa. Masyarakat akan merasa bangga dan memelihara. Tujuannya
agar generasi akan datang bisa melihat peninggalan sejarah bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar